Ketokohan bukanlah status, tetapi proses. Ia tumbuh melalui pengalaman, tindakan nyata, serta komitmen untuk memberi manfaat bagi lingkungan. Dalam konteks PKRT, ketokohan menjadi fondasi utama yang membedakan organisasi ini sebagai wadah para penggerak masyarakat di tingkat Rukun Tetangga.
Makna Ketokohan bagi PKRT
Bagi PKRT, ketokohan merupakan kemampuan seorang pengurus atau anggota untuk menjadi teladan, penghubung, dan penggerak kebaikan di lingkungannya. Tokoh bukan sekadar orang yang dikenal, tetapi sosok yang diharapkan mampu hadir, mendengar, dan menjadi solusi bagi masyarakat.
Ketokohan mencakup tiga ranah utama:
-
Integritas pribadi — konsisten antara ucapan dan tindakan.
-
Kepekaan sosial — mampu membaca kebutuhan masyarakat.
-
Tanggung jawab moral — menjaga marwah organisasi dan amanah publik.
Proses Tumbuhnya Ketokohan
Sebagaimana tanaman tumbuh dengan perawatan yang tepat, ketokohan pun membutuhkan proses pembinaan, ilmu, dan latihan. Tidak ada tokoh yang lahir secara instan. Ketokohan berkembang melalui:
-
Kesediaan untuk belajar dan memperbaiki diri.
-
Keterlibatan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
-
Kemampuan mengelola komunikasi dan menjaga hubungan sosial.
-
Kecakapan mengambil keputusan yang bijaksana.
PKRT hadir untuk menyediakan ruang pembinaan tersebut—mulai dari pelatihan, pendampingan, hingga forum tukar pengalaman antar ketua RT se-Kabupaten Purbalingga.
Prinsip-Prinsip Ketokohan PKRT
PKRT menanamkan lima prinsip dasar bagi setiap pengurus dan anggota:
-
Keteladanan: menjadi contoh dalam sikap dan perilaku.
-
Kerendahan hati: tidak menempatkan diri di atas masyarakat yang dilayani.
-
Kebijaksanaan: berhati-hati dalam berbicara dan bertindak.
-
Kepedulian: peka terhadap aspirasi dan kebutuhan lingkungan.
-
Kebermanfaatan: setiap langkah menghasilkan dampak positif.
Ketokohan sebagai Bentuk Khidmah
Dalam perspektif PKRT, ketokohan adalah bentuk pengabdian. Semakin tinggi ketokohan seseorang, semakin besar kewajibannya menjaga amanah. Tokoh bukanlah tempat meminta penghormatan, tetapi tempat masyarakat berharap solusi, inspirasi, dan arah.
PKRT mendorong para ketua RT dan pengurusnya untuk terus memperluas medan sentuh—menghadirkan kontribusi positif di berbagai sisi kehidupan masyarakat, karena niat untuk memberi akan selalu membuka pintu keberkahan.
Harapan PKRT
PKRT Kabupaten Purbalingga berharap nilai-nilai ketokohan ini menjadi karakter utama setiap pengurus. Dengan ketokohan yang kuat, PKRT akan lebih mudah menjalankan fungsi sosial, memperkuat jaringan masyarakat, dan bersinergi dengan pemerintah daerah dalam mewujudkan kesejahteraan warga. (BR/Sekjen)


Posting Komentar